Melihat Keindahan Candi Muara Takus di Riau yang Diakui oleh UNESCO – Situs Muara Takus secara administratif berada di bawah Desa Muara Takus, di Kecamatan Koto Kampar XIII, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Sungai Kampar Kanan membagi Muara Takus menjadi dua wilayah. Sungai Kampar Kanan yang mengalir ke arah utara membentuk tikungan sungai parabola. Di sisi timur Sungai Kampar Kanan, ada sebuah sungai kecil yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Umpamo atau Sungai Limpamo.
Daerah hulu sungai kecil ini terletak di daerah rawa di sebelah tenggara Muara Takus dan sungai kecil ini berakhir di Sungai Kampar Kanan.
Muara Sungai Umpamo atau Limpamo terletak persis di lereng paling utara Sungai Kampar Kanan. Di masa lalu, sebuah pemukiman manusia terletak di sisi dalam dan sisi utara tikungan sungai, namun lebih khusus lagi di sisi timur sungai.
Namun, karena proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga air, kedua wilayah sub-desa tersebut dipindahkan ke lokasi baru sekitar 1,5 kilometer ke arah selatan dari bekas pemukiman tersebut. Kondisi lingkungan di daerah tikungan sungai berubah dengan pemukiman kembali dan pembangunan jalan baru yang melintang di wilayah selatan yang tidak lagi dibanjiri bendungan yang baru dibangun.
Penelitian di Muara Takus Site dilakukan pada tahun 1983 dan menghasilkan pemetaan situs peninggalan tanggul purba, kompleks Kuil Mahligai, dan bangunan kuno lainnya.
Zona yang berada di dalam tanggul kuno diberi nama Zone I, sedangkan Zona yang berada di luar tanggul kuno diberi nama Zona II. Di dalam Zona I, ada Kuil Mahligai, Gedung III dan Gedung IV;
Sedangkan di Zona II ada Gedung V dan Gedung VI. Zonasi hanya didasarkan pada pengelompokkan Zona yang diamati dan tidak didasarkan pada konsep sebenarnya dari zonasi situs.
Situs Candi Muara Takus mempertahankan nilai universal yang luar biasa seperti yang ditunjukkan oleh penemuan benda budaya dan lingkungannya, baik dari masa lalu maupun masa kini, yang tetap terjaga dengan baik dan terpelihara dengan baik. Oleh karena itu, Situs Candi Muara Takus dapat dianggap dinominasikan sebagai Warisan Dunia sesuai dengan kriteria dalam Pedoman Operasional untuk World Heritage Convention.
Kompleks Candi Muara Takus dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman dan pemujaan di dekat sungai air Sungai Kampar Kanan. Warisan ini menunjukkan kejeniusan, musyawarah, kebijaksanaan, dan kemuliaan nenek moyang yang hidup pada saat itu.
Struktur unik Kuil Muara Takus yang tak ada bandingannya adalah karya luar biasa yang diciptakan oleh masyarakat. Kemampuan untuk menciptakan sebuah karya (struktur Kuil Muara Takus) menunjukkan tingkat kedewasaan dan keberanian orang untuk berimprovisasi. Perbedaan antara bentuk dan ukuran kuil di kompleks Muara Takus menunjukkan tingkat pemahaman tentang manfaat yang diharapkan dari perbedaan tersebut.
Pembangunan kuil dilakukan dalam beberapa tahap dan ini menunjukkan pengetahuan dan pemahaman lanjutan tentang generasi masa lalu yang dibawa ke generasi berikutnya.
Akibatnya, strukturnya berbeda dalam bentuk, ukuran, dan filosofi (Mahligai Temple). Kerangka Muara Takus serta setting dan artefak yang ditemukan di wilayah ini memiliki nilai arkeologi yang tinggi karena memberikan deskripsi tentang kejadian dan tradisi komunitas pendukung di Kuil Muara Takus antara abad ke 12 dan 13 (mencerminkan Buddhisme).
Aspek yang paling khas dalam mengungkapkan kejadian masa lalu yang digambarkan di kuil-kuil di Muara Takus adalah aspek religius. Konstruksi candi tidak lepas dari kebutuhan akan nilai spiritual dalam kehidupan manusia.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.